Saat manusia, seseorang atau apapun berhenti bersuara (atau berbicara), itu adalah saat dimana mereka semua sudah selesai.
Itulah kenapa banyak perusahaan besar yang walaupun sudah dikenal oleh publik selalu membuat iklan secara periodik dan berkala. Karena mereka tahu betul, bahwa jika mereka berhenti bersuara, maka itu adalah saat dimana mereka akan mulai merasakan ketiadaan publik yang mengenal mereka. Produk mereka bisa selesai dalam hitungan waktu yang sebentar saja.
Saat seseorang tidak update status di facebook atau status bbm, tidak berkicau di twitter, tidak aktif dalam kegiatan masyarakat, dan hal lain yang bisa dikategorikan sebagai alat untuk "bersuara" maka perlahan-lahan tapi pasti, seseorang tersebut akan dilupakan, akan surut tertumpuk oleh "suara-suara" orang lain, dan dia sudah selesai.
Bagaimana bisa bersuara tapi tetap tidak selesai? Ada satu hal yang pasti, yaitu : Berkaryalah...
Tinggalkanlah di dunia dan di hati banyak orang dengan hasil karya yg akan senantiasa "bersuara" dalam berbagai seninya.
Arsitek, bersuara dengan karya arsitekturnya. Pemahat, bersuara dengan patung-patungnya, dan lain-lain.
Seperti yang pernah aku tuliskan di blog ini yang berjudul : Rasa Itu Begitu Menyiksa, yaitu : "Kesempatan hidup hanya sekali, tanpa berkarya, apa yang mesthi aku pertanggungjawabkan kelak di hadapan-Nya?"
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Itulah kenapa banyak perusahaan besar yang walaupun sudah dikenal oleh publik selalu membuat iklan secara periodik dan berkala. Karena mereka tahu betul, bahwa jika mereka berhenti bersuara, maka itu adalah saat dimana mereka akan mulai merasakan ketiadaan publik yang mengenal mereka. Produk mereka bisa selesai dalam hitungan waktu yang sebentar saja.
Saat seseorang tidak update status di facebook atau status bbm, tidak berkicau di twitter, tidak aktif dalam kegiatan masyarakat, dan hal lain yang bisa dikategorikan sebagai alat untuk "bersuara" maka perlahan-lahan tapi pasti, seseorang tersebut akan dilupakan, akan surut tertumpuk oleh "suara-suara" orang lain, dan dia sudah selesai.
Bagaimana bisa bersuara tapi tetap tidak selesai? Ada satu hal yang pasti, yaitu : Berkaryalah...
Tinggalkanlah di dunia dan di hati banyak orang dengan hasil karya yg akan senantiasa "bersuara" dalam berbagai seninya.
Arsitek, bersuara dengan karya arsitekturnya. Pemahat, bersuara dengan patung-patungnya, dan lain-lain.
Seperti yang pernah aku tuliskan di blog ini yang berjudul : Rasa Itu Begitu Menyiksa, yaitu : "Kesempatan hidup hanya sekali, tanpa berkarya, apa yang mesthi aku pertanggungjawabkan kelak di hadapan-Nya?"
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT